SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
(SATLAN BK)
SUB TUGAS
PERKEMBANGAN 8
Mengenal sistem
etika dan nilai sebagai pedoman hidup sebagai pribadi, anggota, masyarakat dan
warga negara.
Sekolah : SMKN 5 Makassar
Kelas :
XI / Genap
Tahun : 2012/2013
A.
Topik
Pembahasan : memahami
diri sendiri
B.
Bidang
Bimbingan : pribadi
C.
Jenis
Layanan : Penguasaan
Konten
D.
Fungsi
Layanan : Pemahaman
dan Pengembangan
E.
Kompetensi
yang ingin dicapai : siswa memiliki
dorongan yang kuat dalam berperilaku dengan memahami diri dan konsepsinya sesuai
dengan sistem etika dan nilai bagi kehidupan hidup.
F.
Uraian
Kegiatan
1.
Strategi
Penyajian : Klasikal
1)
Pembukaan
(salam, perkenalan, pendekatan)
2)
Ceramah
3)
Tanya
Jawab
4)
Diskusi
5)
Pemberian
Tugas
6)
Penutup
(evaluasi, pemberian tugas, dll)
2.
Materi
:
Pembahasan materi tentang memahami diri sendiri
dan konsep diri.
G.
Tempat
Penyelenggaraan : Ruang kelas
H.
Alokasi
Waktu : 2 x
pertemuan (40 menit)
I.
Pihak
yang disertakan
Dan Peranannya :
Wali kelas, orangtua, dan penunjang fasilitas
J.
Alat
dan Perlengkapan : OHP,
Papan Tulis, ATK, dan Buku-buku referensi
K.
Rencana
Penilaian :
L.
Rencana
Tindak Lanjut : Menjadikan
hal ini sebagai perilaku
M.
Catatan
Khusus :
.......................................................................................
.............................................................................
MATERI LAYANAN
“Pemahaman Diri dan Konsepsinya”
Pemahaman Diri
Pemahaman diri tidak hanya sebatas
tentang pemahaman terhadap identitas diri, namun lebih dari itu. Pemahaman diri
merupakan pemahaman sebagai diri pribadi, social, spiritual dan kelebihan serta
kelemahan yang ada pada diri sendiri. Pemahaman diri merupakan langkah awal
dalam pembentukan konsep dan kepribadian diri. Dari sini akan mewujudkan
eksistensi dan eksplorasi diri pribadi.
Tujuan Hidup.
Tujuan Hidup.
Sebagai langkah awal untuk menjawab
pertanyaan itu kiranya kita perlu memahami berbagai hal prinsip yang bisa
dipahami dan dikembangkan terus-menerus dalam kehidupan.
- Hidup itu adalah suatu periode yang memiliki batas waktu tertentu yang diberikan oleh Tuhan bagi manusia.
- Hidup adalah suatu proses “menjadi”, yaitu menjadi manusia yang berarti dan berguna bagi hidup itu sendiri dan berguna bagi dunia.
- Waktu tak akan terulang lagi. Menunda-nunda waktu dengan alasan masih banyak waktu adalah tidak beralasan.
- Rentang waktu kehidupan tidak seharusnya diisi dengan cara seadanya. Manusia harus merencanakan dan mengisi kesempatan hidupnya dengan cara efektif dan produktif.
- Hari ini adalah hari pertama dari sisa hidupmu. Tidak ada yang bisa memastikan kapan seseorang akan dilahirkan, sebagaimana juga tidak bisa dipastikan kapan kita akan meninggalkan dunia.
- Tak selamanya manusia tergantung padaorang lain; tidak selamanya kamu bergantung padaorang tua. Suatu saat kamu harus mandiri. Karena itu, kamu harus sudahmemiliki cita-cita. Kamu harus memulai sesuatu dengan berani mengatakan, “Aku sudah mulai!”
Berdasarkan prinsip diatas, individu
akan lebih mengerti tujuan hidupnya dan untuk apa dia di lahirkan di bumi ini.
Sebagai remaja dan pelajar, kamu
berada pada kelompok peralihan kematangan tertentu dan menjelang pemantapan dan
penitian karir. Ini adalah masa yang penting untuk memantapkan hati menuju masa
depan. Oleh karena itu, seorang pelajar SMA harus berani melangkah menuju
kedewasaan. Seorang yang dewasa tidak malu bertindak benar, tidak bermalasan,
dan tidak dimanjakan oleh fasilitas.
Remaja atau pelajar yang memiliki
prinsip harus berani menata hidupnya sendiri. Tidak seharusnya seorang pelajar
melakukan hal-hal berikut ini.
- Menjadi “benalu” atau “parasit”; menjadi “penghisap”, yang akan mati jika yang dihisap telah mati
- Menjadi fotokopi atau bayang-bayang orang lain; tidak memiliki rasa tanggung jawab diri; seolah-olah orang lainlah yang memiliki dan menguasai hidupnya
- Menjadi konsumeris, boros, dan koruptif; takut menata dan menerima realita, tidak mau menjalani kehidupan dengan perhitungan matang, tidak sederhana, tidak apa adanya dan merugikan diri sendiri atau orang lain
- Menjadi hedonis; hanya menikmati hari ini sepuasnya dengan menghalalkan segala cara, tidak peduli akan masa depan
- Malas, tidak mau bekerja; hanya ingin menikmati hidup tanpa usaha keras.
Konsep
diri merupakan faktor penting didalam berinteraksi. Hal ini disebabkan oleh
setiap individu dalam bertingkah laku sedapat mungkin disesuaikan dengan konsep
diri. Kemampuan manusia bila dibandingkan dengan mahluk lain adalah lebih mampu
menyadari siapa dirinya, mengobservasi diri dalam setiap tindakan serta mampu
mengevaluasi setiap tindakan sehingga mengerti dan memahami tingkah laku yang
dapat diterima oleh lingkungan.
Dengan demikian manusia memiliki kecenderungan untuk
menetapkan nilai-nilai pada saat mempersepsi sesuatu. Setiap individu dapat
saja menyadari keadaannya atau identitas yang dimilikinya akan tetapi yang
lebih penting adalah menyadari seberapa baik atau buruk keadaan yang dimiliki
serta bagaimana harus bersikap terhadap keadaan tersebut. Tingkah laku individu
sangat bergantung pada kualitas konsep dirinya yaitu konsep diri positif atau konsep
diri negatif.
Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang memiliki konsep
diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
- Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
- Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
- Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
- Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang negatif menunjukkan
karakteristik sebagai berikut:
- Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri.
- Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.
- Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
- Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.
- Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.
`
0 komentar:
Posting Komentar