BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang paling sempurna dan agama yang
paling benar. Hal itu terbukti dari kebenaran-kebenaran segala informasi dan
ajaran yang ada didalam kitab al-qur’an yang tidak pernah salah dan
bertentangan dengan akal menusia. Justru sebaliknya seiring dengan lebih
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi hal-hal dan informasi yang ada di dalam
al-qur’an itu malah semaikn benar dan terbukti kebenarannya. Semua
penemuan-penemuan yang terbaru itu malah akan semakin membuktikan bahwa
al-quran itu benar dan dapat menguatkan iman dan kebenaran islam, dimana Al
Quran yang turunkan kepada Rasulullah bukanlah omong kosong, murni firman dari
Allah. Al Quran sudah menjelaskan bagaimana asal muasal alam semesta tercipta,
dan penelitian abad 19 menunjukkan kesamaan hasil penelitian dengan yang
termaktub dalam Al Quran yang diturunkan sekitar 610 Masehi.
Begitu juga dengan informasi didalam al-qur’an
mengenai penciptaan alam semesta. Dalam salah satu teori mengenai terciptanya
alam semesta (teori big-bang), disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari
sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 miliar tahun yang lalu yang mengakibatkan
adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis
tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam sebuah titik. Mungkin
banyak di antara kita yang telah membaca tentang teori tersebut. Menegenai
teori bigbang yang dikemukakan pada abad ke-19 Hal itu selaras dengan firman
Allah di dalam al-qur’an yang mendukung teori ini yaitu firman Alllah dalam
Al-qur’an surat Al-Anbiya ayat 30.
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?.” (QS: AL
Anbiyaa: 30)
Teori
bigbang hanyalah salah satu dari berbagai teori terbentuknya alam semesta.
Masih banyak lagi teori-teori lain yang perlu dikaji. Oleh karena itu, makalah
ini disusun.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses terbentuknya alam semesta
secara ilmiah?
2. Bagaimana proses terbentuknya alam semesta
menurut pandangan islam?
3. Dalam teori terbentuknya alam semesta secara
ilmiah, teori apa yang sejalan dengan pandangan islam?
C. TUJUAN
Tujuan
dilakukannya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses terbentuknya alam
semesta secara ilmiah
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya alam
semesta menurut pandangan islam
3. Untuk mengetahui teori ilmiah yang sejalan
dengan pandangan islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Alam semesta yang kita ketahui sekarang ini awal mulanya berasal dari gas
yang berserakan secara teratur diangkasa kemudian menjadi kabut (menjadi
kumpulan kosmos-kosmos ).Dalam pengertian alam semesta mencakup tentang Mikro
kosmos dan makrokosmos.
Mikro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti, atom, sel,
elektron dan benda-benda kecil lainnya. Adapun makro kosmos yaitu benda-benda
yang berukuran besar, seperti bintang, planet, dan matahari.
Teori yang dihasilkan oleh para ilmuwan dan pakar, tentang bagaimana
terbentuknya alam semesta ada dua, yaitu :
1.
Teori Keadaan Tetap.
Yaitu teori yang menyatakan bahwa alam ini ada tanpa awal dan ada selama-lamanya.
2.
Teori Dentuman Besar. ( Big Bom =
Ledakan Besar )
Yaitu teori yang menyatakan bahwa alam ini ada dari suatu ketiadaan dan
akan berakhir dengan ketiadaan pula. Dan teori menyatakan bahwasanya alam pada
awalnya semua objek dialam semesta adalah satu dan kemudian terpisah karena
suatu ledakan yang sangat dahsyat.
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an bahwasanya langit dan bumi keduanya
dahulu adalah suatu yang padu dan kemudian dipisahkan :
أولم يرالذين كفروا أن السمات واللأرض كانتا رتقا ففتقنا هما وجعانا من الماء
كل شيء حى أفلا يؤمنون
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan
antara keduanya, dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka
mengapa mereka juga tidak beriman ?” (QS.Al Anbiya : 30 )
Proses penciptaan langit dan bumi menurut Al-Quran tidak semata dapat
disusun dari ayat-ayat yang menyatakan penciptaan langit dan bumi, tetapi juga
dapat dilihat dari kisah-kisah cerita kemusnahannya nanti, misalnya surat
Al-Anbiya’ ayat 104 dan surat yassin ayat 29.
B.
TEORI TERBENTUKNYA GALAKSI
DAN TATA SURYA
1) Teori Nebulata .
Yaitu teori yang menyatakan bahwasanya tatasurya terbentuk dari awan panas
atau kabut gas yang panas. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan
Pierre Simon (1796).
Menurut Kant kabut tersebut berputar lambat dn memadat karena adanya gaya
tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagian-bagiannya terbentuklah pada
pusatnya sebuah inti besar matahari dan sekelilingnya inti-inti kecil dari
planet-planet.
Adapun menurut Laplace, susunan matahari berasal dari kabut pijar dan
merupakan bagian besar yang berputar makin cepat, dan karena proses
pendinginan, mak kabut bagian luar terpisah membentuk petang gelap kabut yang
akhirnya membentuk planet-planet dengan benda-benda yang mengelilinginya berupa
satelit.
2) Hipotesis Planettesimal.
Teori ini sama dengan hipotesis nebular, hanya saja pembentukan
planet-planet tidak harus dari satu sumber, tapi dari sumber lain ( bintang )
lain yang kebetulan lewat dekat tatasurya, yang mana tatasurya kita merupakan
bagian didalamnya.
3) Teori Tidal
Menurut teori ini planet merupakan percikan matahari dan percikan ini
disebut tidal. Karena pada masa lalu matahari mempunyai pasangan sebuah bintang
yang kemudian meledak dan sejumlah partikelnya terlempar keluar angkasa, dari
ledakan tersebut awan gas tertinggal oleh gaya tarik-menarik matahari, awan gas
itu ditarik mendekati kepadanya dan kemudian berubah menjadi planet-planet.
C.
HIPOTESIS KEJADIAN BUMI
1. Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace
Dalam hipotesisnya Imanuel Kant mengatakan bahwa asal segalanya adalah gas
yang bermacam-macam. Yang tarik-menarik membentuk kabut besar dan masing-masing
berbenturan lalu menimbulkan panas dan berpijar lalu menghasilkan matahari dan
dari matahari timbul en-pragmen yang mendingin lalu menjadi planet-planet.
2. Hipotesis Pasang Surut
Hipotesis ini dikemukakan oleh jeans dan Jeyfreys 1930. mereka berpendapat
bahwa adanya bintang besar yang mendekat kira-kira seperti bulan dan bumi,
yaitu bulan yang menyebabkab pasang surutnya lautan yang mana bulan tak cukup
kuat untuk menarik air menjulur jauh, akan tetapi matahari yang didekati
bintang itu menjauh,lidah api dari matahari asal itu putus dan pecah
berkeping-keping seraya mengenbun dan membeku menjadi planet-planet dan
planetoida.
Hipotesis ini sesuai dengan hukum Newton, yang mana terjadinya
tarik-menarik suatu bintang besar yang sedang beredar kemudian terjadi
peledakan yang melepaskan sebagian materialnya dan dari material inilah
terbentuk Planet dan Planetoida.
D.
TEORI TERBENTUKNYA GALAKSI
Hipotesis Fowler ( 1957 )
Menurut Fowler, 12000 juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah seperti sekarang ini, bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang
sangat besar yang bentuknya berada diluar angkasa. Ia bergerak perlahan
mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya
ia mengadakan kontraksi. Pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat
jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang itupun semakin turun
temperaturnya setelah berpuluh-puluh ribu tahun. Ia mempunyai bentuk yang
dikatakan tetap, seperti halnya matahari, hipotesis itu diyakinkan oleh suatu
observasi yang ditujukan pada pusat galaksi, tempat dilahirkannya bintang baru,
baik secara perlahan-lahan maupn secara eksplosif
E.
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
- Dari sudut Islam
teori-teori yang telah
dikemukakan oleh para ilmuwan dan pakar diatas sama sekali tidak bertentangan
antara satu dengan yang lainnya walaupun kita lihat bahwa terjadi perbedaan
yang mencolok pada hipotesis mereka, dan Al-Qur’an pun mendukng hipotesis
mereka sbgaimana alaah berfirman :
سنريهم ءاياتنا فى الأفاق وفى أنفسهم حِِِِِِِتى يتبين لهم أنه الحق أولم يكف
بربك أنه على كل شيء شهيد . (الفصلت : 53)
“Kami akan perlihatkan
kepada mereka tanda-tanda( kekuasaan) kami di segenap penjuru dan pada diri
mereka sendiri, sehingga jelaslah pada diri mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah
benar, dan apakah tuhanmu tidak cukup ( bagi kamu ) bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu. ( QS Al-Fhussilat 53 ).
Di dalam Al-Qur’an
juga dijelaskan tentang penciptaan alam semesta yang tercantum dalam surat
Al-Anbiya’ dan Al-Fhussilat ayat 11 yang berbunyi :
ثم استوى إلى السماء و هى دخان فقال لها وللأرض ائتنا طوعا أو كرها قالتا
أتينا طائعين ( الفصلت :11)
Artinya:
Kemudian dia menuju
dari penciptaan langit, dan langit masih merupakan asap, lalu dia berkata
kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu keduanya menurut perintahku dengan
suka hati atau terpaksa” Keduanya menjawab “Kami datang dengan suka hati”. (
Al-Fhussilat : 11 ).
Dari ayat-ayat
Al-Qur’an diatas disimpulkan bahwa alam semesta itu ada karena diciptakan oleh
Allah, dan bukanlah suatu kebetulan seperti yang dikatakan oleh orang-orang
materialisme.
- Dari Sudut Modern
Terdapat dua pendapat
pada penciptaan alam semesta dari sudut ilmu pengetahuan modern. Pertama :
bahwasanya alam semesta tidak diciptakan, artinya alam semesta ini terjadi
karena suatu yang kebetulan yairu merupakan sekumpulan zat yang konstant,
stabil dan tidak berubah. Kedua : Bahwasanya alam semesta ini di ciptakan .
setelah dilakukan observasi dan pengambilan experiment-experiment dan juga
melalui perhitungan fisika, terbukti bahwa alam semesta memiliki suatu awal
dari ledakan dahsyat (Big Bang) dan semua itu tidak lain hanyalah karena adanya
Allah SWT.
Menurut Fowlet,
kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu galaksi tidaklah seperti sekarang ini.
Pada saat itu galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar yang
berada di ruang angkasa. Kabut gas hydrogen tersebut bergerak perlahan-lahan,
berputar pada porosnya, sehingga berbentuk bulat.
Berdasarkan
pengamatan, dapat dibedakan tiga macam galaksi :
- galaksi berbentuk
spiral (spiral galaxis) jumlah 80%.
- galaksi berbentuk
ellips (elliptical galaxis) jumlah 17%
- galaksi berbentuk
tak beraturan (irregular galaxis) jumlah 3%
1.Galaksi Spiral (Spiral Galaxis)
Galaksi ini merupakan galaksi yang
berstruktur paling sempurna, yang terdiri dari tiga bagian :
a. pusat spiral galaksi yang terdiri
dari gugusan bintang yang berbentuk bulat
b. lingkaran yang membungkus pusat
spiral
c. piringan dengan lengan spiral
Macam-macam galaksi spiral :
a. Galaksi Bima Sakti
Galaksi ini pernah disebut Susunan
Kapteyn. Kapteyn adalah seorang astronom yang mengemukakan bahwa matahari
terdapat pada galaksi bima sakti ini.
b. Galaksi Andromeda
Dengan mata telanjang, galaksi ini
tampak seperti lilin dengan panjang 30 (garis tengan bulan) dan lebar 15. dengan
teleskop kecil sudah dapat dilihat intinya, di tengah-tengah kabut dan bila
menggunakan teleskop 100 inci yang telah dilakukan di Observatory Mounts
Wilson, ternyata galaksi Andromeda berbentuk spiral biasa.
c. Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin)
Berupa galaksi spiral pipih, kira-kira
sejauh 13 juta tahun cahaya.
d. Galaksi Roda Biru (Blue pin Wheel)
Galaksi yang bergangsing (berputar) di
daerah Trianggulum, kira-kira sejauh 2 juta tahun cahaya.
e. Galaksi Pusaran Air
Sebagai galaksi spiral yang terlentang
dan didampingi oleh pengiring, yakni sebuah galaksi tidak teratur.
f. Kabut Magellan (Magellanic Clouds)
Gugus bintang ini disebut kabut
Magellan, karena ditemukan oleh Magellan pada tahun 1519, berupa
galaksi-galaksi yang terletak di konstelasi Dorado dan Tucan.
2.Galaksi Ellips (Elliptical Galaxis)
Galaksi ini meliputi jumlah 17% dari
semua galaksi yang sudah diketahui, galaksi ini berbentuk ellips, merupakan
bangunan yang sederhana karena hanya terdiri atas :
a) pusat roda
b) selubung yang membungkus pusat
3. Galaksi tidak beraturan (Irregular
Galaxis)
Galaksi ini berjumlah kurang dari 3%
dari semua galaksi yang sudah ditemukan. Galaksi ini terlihat sebagai gumpalan
datar atau onggokan bintang yang semakin menebal, sebagian menipis dalam
batas-batas yang tidak jelas.
Para ahli yang menekuni bidang kosmografi
beserta teorinya
Immanuel kant tahun 1755
Matahari semula berbentuk kabut gas yang
bersuhu amat tinggi dan berputar/berotasi dengan sangat lambat. Kabut gas ini
makin lama mengalami penurunan suhu, sehingga makin berkerut menjadi lebih
kecil dari keadaan semula dan gerak rotasinya makin cepat, dan akhirnya kabut
gas tersebut menjadi bentuk cakram. Karena cepatnya gerak rotasi menyebabkan
bagian-bagian tepi dari cakram tersebut lepas. Bagian kabut yang terlepas tetap
berputar, dan lama-lama dingin dan mengeras dan beredar mengelilingi pusat
kabut.
Claudius Ptolemeus
Planet-plenet beredar sepanjang
lingkaran kecil yang disebut gerak epi-cycle yang pusatnya mengitari matahari.
Lingkaran besar dengan bumi sebagai pusatnya. Dengan demikian dapatlah
diterangkan mengapa jalan planet berbelok-belok. Paham ini disebulGeosentris
Menurut Aristoteles
Seorang filsafat yang hidup sekitar 300
SM yang menerangkan bahwa peredaran Bulan, Venus, Mars dan planet-planet lain.
Aristoteles berpendapat bahwa Matahari, planet dan bintang-bintang semua
beredar mengelilingi Bumi
Nicolus Copernicus
Paham ini menempatkan matahari di pusat
sistem yang berturut-turut dikelilingi oleh Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, dan Saturnus. Bulan mengelilingi bumi dalam waktu 27.5 hari. Paham ini
disebut paham Heliosentris yang diperkuat
dengan ditemukannya parallax bintang dan aberasi.
Menurut Galileo Galilei
Hidup pada zaman setelah ditemukan
Teleskop, tanggal 7 Januari 1610 dengan menggunakan teleskop menemukan Jupiter.
Bukan hanya sebuah titik cahaya kecil, melainkan berupa sebuah bola besar
dengan empat buah pengiringnya, dia juga membenarkan teori Copernicus.
Teori Pasang Surut oleh James Jeans dan
Jeffrys
Teori ini mangemukakan bahwa dahulu kala
ada bintang besar yang mendekat matahari. Karena gaya tarik bintang itu, maka
terjadilah efek pasang surut pada permukaan matahari. Sebagian dari massa
matahari tertarik membentuk tonjolan ke arah bintang. Kemudian dengan
menjauhnya bintang tersebut, tonjolan itu tertarik dan membentuk cerutu dan
akhirnya lepas dari matahari. Lalu massa tersebut pecah dan saling meggumpal
dengan ukuran yang berbeda-beda, berputar dan mendingin menjadi planet-plenet
beserta satelitnya.
Teori Bintang Kembar
Bahwa dahulu, matahari merupakan bintang
kembar. Kemudian salah satu tersebut meledak. Pecahan-pecahannya berputar
mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak menjadi
matahari sedang pecahannya mendingin menjadi planet serta satelit.
Teori Kabut Kant-Leplace
Tata surya dahulu berasal dari kabut
spiral yang berputar cepat. Karena putarannya, sebagian dari massa kabut
terlepas membentuk berapa gelang yang berpusat pada inti kabut. Lama-kelamaan
membentuk gumpalan. Lalu gumpalan tersebut, mendingin dan mengeras menjadi
planet baru beserta satelitnya. Sedangkan Kant mengemukakan terjadinya kabut
pilin. Ia mengemukakan bahwa di angkasa raya berisi berbagai macam gas.
Gumpalan gas-gas yang besar menarik yang lebih kecil sehingga kabut tersebut menjadi
lebih besar. Akibatnya terjadilah tabrakan antar gumpalan gas yang menyebabkan
kabut panas dan berputar sebagai kabut pilin.
Teori Proto Planet oleh C.F Von Wiszacker
dan Gerald P. Kuiper
Teori ini mengemukakan bahwa sekitar
matahari terdapat gas hidrogen dan helium. Gas tersebut ada yang menghilang
tetapi ada juga yang mendingin membentuk gumpalan-gumpalan dan secara
perlahan-lahan membentuk gumpalan padat. Gumpalan itulah yang disebut proto
planet.
Al Battani Ahli Astronomi Mendunia
Buah pikirnya dalam bidang astronomi
yang mendapatkan pengakuan dunia adalah lamanya bumi mengelilingi bumi.
Berdasarkan perhitungannya, ia menyatakan bahwa bumi mengelilingi pusat tata
surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik.
Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir yang dianggap lebih
akurat. Itulah hasil jerih payahnya selama 42 tahun melakukan penelitian yang
diawali pada musa mudanya di Raqqa, Suriah. Ia menemukan bahwa garis bujur
terjauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan
yang dilakukan oleh Ptolemy.
Ini membuahkan penemuan yang penting
mengenai gerak lengkung matahari. Al Battani juga menentukan secara akurat
kemiringin ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari. Ia pun bahkan
berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru untuk
menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait
dengan pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya.
Ibnu Yunus Ahli Astronom Legendaris dari
Mesir
Ibnu Yunus sangat terkenal dengan
adikaryanya bertajuk al-Zij al-Hakimi al-Kabir. Kitab
yang ditulisnya itu mengupas tabel astronomi – sebuah hasil penelitian yang
sangat akurat. NM Swerdlow dalam karyanya berjudul Montucla’s Legacy: The History of the Exact Sciences mengungkapkan, al-Zij al-Hakimi al-Kabir merupakan salah satu
karya astronomi yang sangat mashur. Tabel yang disusunnya itu digunakan untuk
beragam keperluan astronomi. Salah satunya untuk kepentingan penanggalan yang
digunakan masyarakat Muslim di beberapa wilayah, seperti Suriah. Selain itu,
tabel itu juga mengupas tentang teori jam matahari serta mampu menentukan garis
bujur dan lintang matahari, bulan dan planet. Tabel Ibnu Yunus pun digunakan
untuk menentukan arah kiblat.
Al sufi ( 903-983 M)
Orang Barat menyebutnya Azophi. Nama
lengkapnya adalah Abdur Rahman as-Sufi. Al-Sufi merupakan sarjana Islam yang
mengembangkan astronomi terapan. Ia berkontribusi besar dalam menetapkan arah
laluan bagi matahari, bulan, dan planet dan juga pergerakan matahari. Dalam Kitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar, Azhopi menetapkan
ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya. Ia
juga ada menulis mengenai astrolabe (perkakas
kuno yang biasa digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola
langit) dan seribu satu cara penggunaannya.
Penjelasan
1.
Meteor
Meteor adalah benda langit yang masuk ke
dalam wilayah atmosfer bumi yang mengakibatkan terjadinya gesekan permukaan
metor dengan udara dalam kecepatan tinggi. Akibat adanya gesekan yang yang
cepat tersebut menimbulkan pijaran api dan cahaya yang dari kejauhan kita
melihatnya seperti bintang jatuh.
2.
Meteorit
Meteorit adalah benda-benda di luar
angkasa dengan kecepatan yang cepat. Jumlah meteorit di angkasa raya tidak
terhitung karena sangat banyak dengan berbagai bentuk, jenis, bahan kandungan,
warna, sifat dan sebagainya.
3.
Komet
Komet adalah benda langit yang
mengelilingi matahari. Komet memiliki orbit garis edar sendiri yang bentuknya
sangat lonjong. Komet biasa disebut sebagai bintang berekor karena sifatnya
yang bercahaya terang dan memiliki ekor gas debu yang sangat panjang.
4.
Planet
Planet adalah benda langit yang
mengelilingi bintang sebagai pusat tata surya. Planet tidak dapat menghasilkan
cahaya sendiri namun dapat memantulkan cahaya. Planet yang dekat dengan bumi
dapat kita lihat setiap hari dengan mata telanjang seperti planet venus yang
disebut orang sebagai bintang fajar.
5.
Asteroid
Asteroid, pernah disebut sebagai planet
minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada Planet,
tetapi lebih besar daripada meteoride , umumnya terdapat di bagian dalam Tata
Surya (lebih dalam dari orbit planetNeptunus. Asteroid berbeda dengan Komet
dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma (“ekor”) sementara
asteroid tidak.
6.
Tata koordinat
1) Tata Koordinat Horison
Tata koordinat ini adalah tata koordinat
yang paling sederhana dan paling mudah dipahami. Tetapi tata koordinat ini
sangat terbatas, yaitu hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu
saat tertentu, untuk saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat
memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena
itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu sangat diperlukan dan tata
koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan hubungan dengan posisi sebelum
dan sesudahnya.
Bola langit dapat dibagi menjadi dua
bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian
atas dan bagian bawah. Bidang itu adalah bidang horisontal yang membentuk
lingkaran HORISON pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda
langit yang tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari benda-benda langit
yang tidak terlihat saat itu.
Penjelasan gambar
UTSB : Bidang horison
UZS : Meridian langit
BZT : Ekuator langit
Disetiap tempat di permukaan Bumi
mempunyai lingkaran meridian yang berbeda-beda tergantung bujur tempat itu
(yang berbujur sama mempunyai lingkaran meridian yang sama)
Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah
perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara
di Kutub Utara sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya
Titik Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub
Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka
dengan putaran searah jarum jam akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan
Barat dengan besar perbedaan sudutnya sebesar 90o.
Dengan mengenal istilah tersebut akan
memudahkan kita dalam memahami tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu,
Azimuth dan Tinggi (A,h).
Tinggi benda langit dapat digambarkan
pada bola langit dengan membuat lingkaran besar yang melalui zenith, benda
langit itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran vertikal), diukur dari
horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2
versi:
§
Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.
§
Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada
astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur
UTSB.
Kedua versi tersebut menggunakan arah
yang sama, yaitu jika dilihat dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam
yang nilainya 0o-360o.
Keuntungan dalam penggunaan sistem
koordinat horison yaitu pada penggunaannya yang praktis, Sistem koordinat yang
sederhana dan secara langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit.
Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada
tempat yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu
dan gerak harian benda langit.
2) Tata Koordinat Ekuator
Tata koordinat ini merupakan salah satu
tata koordinat yang sering digunakan dalam astronomi. Sistem koordinat ini
dapat menyatakan letak benda langit dalam skala waktu relatif panjang.
Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif kecil terhadap waktu.
Dalam setiap pembahasan sistem koordinat
benda langit, setiap benda langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu
bidang bola khayal yang digambarkan sebagai bola langit. Bola yang memuat
bidang khayal tersebut disebut bola langit. Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap
bola langit sehingga setiap pengamat di muka Bumi dianggap berada di pusat bola
langit.
Seperti halnya pada pembahasan mengenai
bola pada umumnya, setiap lingkaran pada bola langit yang berpusat di pusat
bola dan membagi bola menjadi dua bagian yang sama besar disebut lingkaran
besar, sedangkan lingkaran lainnya disebut lingkaran kecil.
Di bawah ini diberikan deskripsi
istilah-istilah yang dipakai pada bola langit:
Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu Utara,
Timur, Selatan dan Barat.
Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur
langit: lingkaran besar melalui
kutub-kutub langit.
Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari. Perpotongan
bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi. Perpotongan
bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan langit Selatan disebut
Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara disebut Kutub Langit Utara
(KLU).
Pada sistem koordinat ekuator, koordinat
yang digunakan adalah koordinat Aksensiorekta (α) dan Deklinasi (d).
Aksensiorekta adalah panjang busur yang dihitung dari titik Aries atau disebut
juga dengan titik gamma (g) pada lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki
dengan arah penelusuran ke arah timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau
00 s.d. 3600. Sedangkan
deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada lingkaran ekuator langit ke
arah kutub langit sampai ke letak benda pada bola langit. Deklinasi bernilai
positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif jika ke arah KLS, dengan rentang
antara 00 s.d. 900atau 00 s.d. -900.
Dalam penggunaan sistem koordinat
ekuator, terdapat hubungan antara waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris).
Dimana Waktu Menengah Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan
ini tentunya berkaitan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries
terhadap Matahari. Tanggal-tanggal istimewa tersebut adalah :
1. Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari
berimpit dengan Titik Aries. Jam 0 WMM = jam 12 waktu bintang.
2. Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat
Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Timur. Jam 0
WMM = jam 18 waktu bintang.
3. Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat
Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0
WMM = jam 0 waktu bintang.
4. Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat
Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Barat. Jam 0
WMM = jam 06 waktu bintang.
3) Tata koordinat ekliptika
Jalur yang dilalui oleh suatu benda
dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem kordinat tertentu. Ekliptika pada
benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi jalur
lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata
surya.
Seandainya bumi dijadikan sebagai titik
pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang edar yang dilalui oleh
benda-benda langit seperti planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan
bila matahari dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika
merupakan bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang berbentuk
wlips dengan matahari berada pada titik pusat elips tersebut.
5.
Alat-alat kosmografi,planetarium dan boscha
Teropong meridian: Dapat digunakan untuk
mengukur tinggi kulminasi bintang dan dapat juga untuk menentukan berapa jam
bintang mencapai kulminasi
Planetarium: yaitu sebuah bangunan
sedemikian rupa yang digunakan untuk memperlihatkan gerakan-gerakan benda-benda
langit
Kompas: yaitu bemda atau alat yang
digunakan untuk menentukan arah mata angina
Theodolith: ialah alat yang digunakan
untuk mengukur tinggi dan azimuth suatu bintang dilangit
Observatorium: yaitu merupakan tempat
menyimpan teropong yang digunakan untuk mengamati benda langit
Sextant: yaitu alat yang digunakan untuk
mengukur tinggi kulminasi benda-benda langit yang sangat penting untuk
menentukan tempat atau posisi kapal disamudra yang luas atau pesawat terbang di
udara.
Teropong equatorial: yaitu alat untuk
mengukur deklinasi suatu bintang dan ascension recta bintang
6.
Penemuan muthahir dibidang kosmografi
Misteri Ledakan Bintang Abad ke-16
Terpecahkan
New york, kamis. Kilatan cahaya terang
dilangit yang mengejutkan astronom Denmark, Tycho Brahe. Lebih dari 400 th lalu
bukanlah sesuatu yang aneh. Setidaknya setelah tim ilmuan mengungkap rahasia
dibalik terjadinya peristiwa yang jarang terlihat kasat mata tersebut.
Sejauh ini, para ilmuan yakin bahwa
cahaya terang tersebut berasal dari ledakan bintang atau supernova. Namun, apa
jenis supernova yang menyebabkannya masih menjadi teka-teki alam sampai kini.
Penelitian terakhir yang dimuat Jurnal
Nature menyimpulkan bahwa cahaya terang tersebut dari ledakkan bintang kembar
jenis kerdil putih, kesimpulan tersebut diperoleh setelah gabungan ilmuan dari
Jerman, Jepang, dan Belanda yang mengamati pantulan cahaya yang dihasilkan
setelah bertahun-tahun.
Cerita mengenai peristiwa yang disebut
supernova Tycho milai menyebar pada 11 November 1572. saat itu Brahe terkejut saat
melihat cahaya terang dilangit yang di duga sebagai bintang baru yang sangat
terang di sekitar rasi bintang Cassiopeia, namun cahaya planet Venus tersebut
ternyata hanya bertahan selama dua minggu dan hilang sepenuhnya setalah 16
bulan kemudian
Karena belum ada teleskop saat itu,
Brahe mencatatnya secara detail. Tidak seperti bulan atau planet, posisi objek.
Bercahaya tersebut tidak bergeser relative terhadap bintang lain. Hal tersebut
menunjukkan bahwa cahaya berada jauh di belakang. Sesaat peristiwa tersebut
menjadi pemandangan yang indah karena berada di tempat yang sama. Sejak
peristiwa itu, Brahe berkomitmen untuk mempelajari bintang secara lebih
intensif dan memulai tradisi astronomi modern.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan
dari makalah ini adalah:
1. Secara ilmiah, teori terbentuknya alam
semesta adalah keadaan tetap, teori bigbang, hipotesis planettesimal teori
tidal, dan teori nebulata.
2. Menurut islam, alam semesta dahulunya adalah
satu yang termaktub dalam firman Allah swt. dalam QS. Al-Anbiyaa’ ayat 30.
3. Teori ilmiah yang sejalan dengan pandangan
islam tentang teri terbentuknya alam semesta adalah teori bigbang
B. SARAN
Saran
yang dapat disampaikan adalah:
1. Sebaiknya pembaca mencari referensi lain yang
jauh lebih lengkap.
2. Sebaiknya pembaca mengaitkan setiap teori
yang ada dengan keagungan Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Http://Kompasianasharing.connecting .com.Penciptaan Alam Semesta. 13-05-2012.
Faiz Al-jawahir:
Http://4.bp.blogspot.com/
Proses
Perkembangan Ilmiah dan Terjadinya Alam Semesta/ 2009. Hendrik
Boby Harianto
0 komentar:
Posting Komentar